Search

Rabu, 28 Juli 2010

KIAT HEMAT MENUJU SEHAT

Nutrisi seimbang

Makan cukup bergizi dengan pedoman empat sehat lima sempurna, dengan catatan tidak terlalu banyak
mengkonsumsi gula, garam dan asam.

Olahraga teratur

Olahraga yang cukup tetapi bermakna yang dianjurkan adalah aerobik (jalan kaki, lari, berenang dan bersepeda)

Hindari stress

Selalu berupaya membuat hati senang, pikiran tenang dengan melakukan kegemaran masing-masing seperti menyanyi, olahraga, memasak, bermain musik, dll

Cukup istirahat dan rekreasi

Setelah melakukan aktivitas rutin, tubuh perlu beristirahat agar kondisi tubuh tetap prima. Sebaiknya sediakan waktu khusus berekreasi dengan keluarga atau kerabat dekat Anda.

Melakukan GMC (General Medical Check-up) secara rutin dan berkala

Dapat menilai dan memastikan kondisi kesehatan Anda.

Sumber : Seri Edukasi Laboratorium Klinik Prodia

Rabu, 14 Juli 2010

GENERAL MEDICAL CHECK UP (GMC)

Membantu kenali dan cegah penyakit SEDINI MUNGKIN

Kesehatan bukanlah taken for granted atau turun dari langit dan ada begitu saja, tetapi merupakan hasil usaha yang serius dan berkesinambungan karena sakit merupakan bagian hidup.

Sekarang, bagaimana langkah yang kita lakukan menghadapi berbagai masalah penyakit?

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh kita. Salah satu di antaranya adalah dengan memeriksakan diri secara berkala dan berkonsultasi ke dokter akan sangat bermanfaat bagi kesehatan, karena bila ada kelainan yang berbahaya, dapat diketahui dengan cepat sehingga dapat segera melakukan pencegahan dan mengobatinya.

Untuk mengetahui seseorang dalam keadaan sehat atau sakit, seorang dokter akan melakukan pendekatan diagnosis terhadap pasiennya yang teridiri dari :

1. Wawancara atau anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan laboratorium
4. Pemeriksaan penunjang lain, seperti foto rontgen, elektrokardiografi
    dan lain-lain.

Pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam menentukan status kesehatan seseorang. Adapun tujuan dilakukannya pemeriksaan laboratorium adalah sebagai berikut :
  • Untuk menentukan risiko terhadap suatu penyakit dengan harapan penyakit tersebut dapat dideteksi secara dini.
  • Untuk memastikan diagnosis suatu penyakit sehingga dokter dapat menangani penyakit secara tepat selain untuk memperkirakan komplikasi yang mungkin terjadi.
  • Untuk menentukan prognosis atau memprediksi perjalanan penyakit.
  • Untuk pemantauan, baik memantau perkembangan penyakit maupun efektivitas terapi.
Pada laboratorium klinik secara umum menyediakan pemeriksaan-pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh dalam bentuk Panel Check Up atau sering disebut dengan istilah Panel GMC (General Medical Check Up)

Definisi GMC

GMC merupakan pemeriksaan minimal lengkap yang harus dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit.

Tujuan melakukan GMC
  • Mencegah berkembangnya penyakit
  • Melakukan pengobatan segera
  • Mencegah/menunda komplikasi
  • Memperpanjang usia produktif
  • Meningkatkan kualitas hidup
  • Memperpanjang usia harapan hidup
  • Menghemat biaya pengobatan
Penyakit yang bisa dideteksi dengan GM

Ada penyakit yang bisa dideteksi secara langsung dengan GMC, adapula yang tidak langsung
  • Penyakit yang dapat langsung dideteksi dengan GMC adalah hipertensi, diabetes mellitus, kelainan lemak darah, penyakit darah (anemia, kanker darah), penyakit hati (hepatitis, sirosis, kanker hati), penyakit ginjal (infeksi, kebocoran ginjal, gagal ginjal), penyakit rematik, asam urat, penyakit paru, penyakit jantung koroner.
  • Untuk penyakit yang tidak langsung terdeteksi, maka GMC merupakan langkah awal menuju ke arah diagnosis pasti dari penyakit yang diduga.
Kapan Melakukan GMC
  • Sesuai dengan saran dokter
  • Bila ada dugaan penyakit yang diturunkan
  • Bila ada dugaan penyakit potensial menular
  • Bila Anda sudah berusia 40 tahun, sesuai kebutuhan.
Keuntungan Melakukan GMC
  • Bila hasilnya normal : hati senang, pikiran tenang, tubuh semakin bugar dan produktivitas meningkat.
  • Bila ada kelainan dan diagnosis sudah ditegakkan, pengobatan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat, sehingga penyakit dapat segera diatasi.
  • Bila ditemukan kelainan tetapi diagnosis belum tegak, maka diperlukan pemeriksaan laboratorium tambahan untuk diagnosis yang lebih pasti.
Kerugian Bila Tidak Melakukan GMC
  • Kelainan yang ada tidak dapat diketahui secara dini
  • Saat muncul keluhan, penyakit telah mencapai tahap lanjut, pengobatan sulit dan biaya lebih tinggi.
Pemeriksaan laboratorium
  • Hematologi urin
  • Urine rutin
  • Faeces rutin
  • Bilirubin Total, Bilirubin Direk, GOT, GPT, Fosfatase Alkali, Gamma GT, Protein Elektroforesis.
  • Glukosa puasa
  • Urea N, Kreatinin
  • HBsAg, Anti-HCV
  • Asam urat
  • TSHs
  • Cholesterol Total, Cholesterol HDL, Cholesterol LDL-Direk, Trigliserida, Apo B
Pemeriksaan Non Laboratorium
  • Pemeriksaan fisik dan tekanan darah
  • Elektrokardiografi (EKG)
  • Foto Thorax (Rontgen)
  • Ultrasonografi (USG)
  • Treadmill
Kesehatan adalah harga yang sangat berharga & General Medical Check Up merupakan INVESTASI yang bernilai tinggi.

Sumber : Seri Edukasi Laboratorium Klinik Prodia

Selasa, 13 Juli 2010

FAKTA MENGENAI "HIPERTENSI"

Apakah Hipertensi itu?

- Hipertensi adalah tekanan darah tinggi (di atas 140/90 mmHg)
- Tekanan darah adalah tekanan pada dinding pembuluh darah arteri
  yang mempertahankan darah dapat mengalir ke seluruh tubuh.
- Tekanan darah dapat naik atau turun setiap saat.
  Bila tekanan darah tinggi secara terus menerus, maka keadaan tersebut
  yang disebut hipertensi
- Hipertensi merupakan penyakit yang sangat umum di masyarakat. Biasanya hal ini
  terjadi pada pasien dengan kelebihan berat badan dan yang memiliki riwayat
  keturunan hipertensi.

140/90 mmHg?

- Angka pertama (140 mmHg) menunjukkan tekanan tertinggi pada pembuluh arteri
  di saat jantung kontraksi (saat memompa darah). Angka ini disebut sistolik.
- Sedang angka kedua (90mmHg) menunjukkan tekanan pembuluh darah arteri
  terendah pada saat jantung relaksasi (kondisi jantung istirahat).
  Angka kedua ini disebut diastolik.
- Tekanan darah diukur dengan satuan mmHg.

Apa Penyebab Hipertensi ?

- Umumnya penyebab utama hipertensi belum diketahui secara pasti (95 %).
  Keadaan ini disebut Hipertensi Esensial atau Hipertensi Primer.
- Sedang Hipertensi Sekunder umumnya disebabkan oleh gangguan ginjal,
  gangguan hormonal, struktur pembuluh darah yang tidak normal atau penggunaan
  obat-obat tertentu.

Gejala Hipertensi

- Umumnya hipertensi tahap awal tidak memiliki gejala-gejala tertentu, hal inilah
  yang menyebabkan penyakit ini disebut "the silent killer" (pembunuh tanpa gejala).
- Bila tekanan darah Anda sangat tinggi, maka Anda mungkin akan mengalami sakit
  kepala, kelelahan, bingung, perubahan penglihatan, kecemasan, berkeringat atau
  muka kemerahan.
- Bila tidak ditangani dengan baik maka hipertensi dapat merusak jantung, otak,
  ginjal dan pembuluh darah arteri. Hipertensi juga merupakan faktor risiko besar
  untuk terkena penyakit jantung, stroke dan gagal ginjal.

Bagaimana Diagnosisnya?

- Tekanan darah yang normal biasanya didefinisikan kurang dari 120/80 mmHg,
  sedangkan tekanan darah antara 120/80 s/d 139/89 mmHg sudah dianggap pre-
  hipertensi, dan perlu dilakukan perubahan gaya hidup.
- Bila tekanan darah sistolik Anda lebih dari 140 atau tekanan darah diastolik Anda
  lebih dari 90 pada tiga kali pengukuran pada tiga kesempatan yang berbeda, dok-
  ter Anda akan menyarankan Anda untuk menjalankan terapi sebagai pasien
  hipertensi.

Bagaimana Terapi Hipertensi?

- Perubahan gaya hidup dapat Anda lakukan untuk menurunkan tekanan darahAnda
  , khususnya bila Anda memiliki tekanan darah yang sedikit di atas normal (sistolik
  120-139 mmHg atau diastolik 80-89 mmHg) atau hipertensi ringan (sistolik 140-
  159 mmHg atau diastolik 90-99 mmHg)

Perubahan Gaya Hidup

- Makan makanan yang lebih sehat. Kurangi makanan yang mengandung natrium
  (garam, MSG dan soda kue) dan makan buah-buahan dan sayuran segar serta
  konsumsi produk-produk rendah lemak.
- Kurangi minum minuman beralkohol.
- Kurangi berat badan. Mengurangi berat badan dapat menurunkan tekanan darah
- Olah raga secara teratur. Coba lakukan olah raga ringan selama 30 menit setiap
  hari (bila memungkinkan 5 hari seminggu)
- Berhenti merokok. Tekanan darah yang terkontrol hanya salah satu keuntungan
  dari berhenti merokok.

Bila Tidak Cukup?

Konsultasikan ke dokter Anda untuk memperoleh pengobatan yang sesuai dengan
kondisi Anda.

Penutup

- Jangan biarkan hipertensi menurunkan semangat Anda
- Bila Anda mengikuti nasihat dokter, menjaga pola makan, olah raga, dan tetap
  meminum obat Anda, maka Anda pasti mampu mengontrol tekanan darah Anda.
- Tekanan darah yang terkontrol akan mengurangi risiko Anda terhadap penyakit
  jantung, stroke dan penyakit ginjal.

Sumber : Seri Edukasi Laboratorium Klinik Prodia

Selasa, 20 April 2010

DIET RENDAH KOLESTEROL

Indikasi

Diberikan kepada penderita dengan kadar lemak darah tinggi.

Tujuan :
  • Menurunkan kadar lemak dalam darah
  • Menurunkan berat badan bila penderita kegemukan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
  • Untuk penderita dengan kadar kolesterol tinggi dan trigliserida normal atau agak tinggi maka konsumsi kolesterol sehari rendah (tidak lebih dari 300 mg), lemak dibatasi sedangkan karbohidrat tidak dibatasi.
  • Untuk penderita dengan kadar trigliserida tinggi dan kadar kolesterol normal atau agak tinggi maka konsumsi lemak, karbohidrat dan kolesterol dibatasi (konsumsi kolesterol 300-500 mg sehari)
  • Asupan kalori disesuaikan dengan kebutuhan
  • Asupan protein tidak dibatasi dan dianjurkan konsumsi serat tinggi.
Makanan yang harus dihindari :
  • Semua daging berlemak seperti daging babi dan kambing, kornet, udang, kuning telur, kerang, jeroan (misalnya : jantung, hati, otak, ginjal).
  • Susu penuh (full cream), keju, es krim, permen coklat.
  • Kue-kue yang dibuat dari susu penuh dan mentega.
  • Minyak kelapa, kelapa, santan kental, lemak hewan, margarin dan mentega.
Makanan yang harus dibatasi :
  • Makanan dan minuman yang terlalu manis misalnya : sirop, dodol, kolak, es krim.
  • Daging tak berlemak maksimum 100 gr/hari.
Makanan yang diperbolehkan :
  • Semua jenis sayuran dan buah-buahan segar
  • Kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu, tempe, oncom, keju, kacang tanah, dll.
  • Ikan, putih telur, susu skim, yoghurt dari susu skim
  • Semua minyak tumbuhan (kecuali minyak kelapa) seperti : minyak jagung, kacang tanah, biji bunga matahari, biji kapas, wijen, dll.
Tips :
  • Pengolahan makanan sebaiknya dikukus (pepes), direbus, dibakar, ditumis.
  • Untuk menggoreng sebaiknya dipakai minyak goreng yang selalu baru (bukan jelantah) dan jangan membiarkan minyak terlalu panas.
Kandungan kolesterol beberapa bahan makanan :

Setiap 100 gram bahan                                           Kolesterol (mg)
Susu sapi cair                                                               11 
Daging ayam                                                                60
Daging sapi, kambing, babi, ikan                                   70
Susu bubuk penuh (full cream)                                      85
Lemak babi                                                                  95
Keju                                                                            100
Udang                                                                         125
Mentega                                                                      250
Hati                                                                             300
Telur                                                                           550
Otak                                                                           2000

Sumber : Penuntun Diet Bagian Gizi RS. Dr. Cipto Mangunkusumo dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia

              Seri edukasi laboratorium klinik prodia

Selasa, 23 Maret 2010

SINDROM METABOLIK

Apakah Sindrom Metabolik itu?

Sindrom Metabolik adalah kumpulan faktor risiko atau ketidaknormalan yang berhubungan erat dengan resistensi insulin sehingga meningkatkan risiko untuk terjadinya penyakit jantung dan kencing manis / diabetes melitus tipe 2.

Resistensi insulin adalah suatu keadaan yang seringkali tidak terlihat atau tidak disadari, dimana tubuh tidak dapat merespon terhadap insulin.

Kondisi resistensi insulin ini menjadi pemicu timbulnya diabetes tipe 2

Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan dibutuhkan untuk melakukan metabolisme normal dari gula, lemak dan protein. Adanya insulin memungkinkan sejumlah gula di dalam darah masuk ke dalam sel (contohnya sel otot dan hati) sebagai sumber tenaga. Pada kondisi resistensi insulin, tubuh tidak cukup memproduksi insulin atau sel tubuh tidak dapat menangkap gula dengan baik, sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan gula di dalam darah.
Jumlah individu overwight dan obese yang terus meningkat tajam di seluruh dunia merupakan pemicu utama dari tingginya angka kejadian kondisi sindrom metabolik.

Kondisi yang berhubungan dengan sindrom metabolik dan terkait dengan penyakit jantung, yaitu :
  • Obesitas sentral / abdominal (obesitas yang terkonsentrasi di daerah perut.
  • Ditandai dengan meningkatnya lingkar pinggang / perut
  • Gangguan lemak
  • Ditandai dengan meningkatnya konsentrasi trigliserida, konsentrasi apolipoprotein B dan jumlah partikel small dense LDL, serta diikuti dengan penurunan konsentrasi kolesterol HDL.
  • Peningkatan tekanan darah 
  • Resistensi insulin  
  • Kondisi proinflamasi (berperan dalam proses peradangan)
  • Ditandai dengan meningkatnya high sensivity C-Reactive Protein (hsCRP)
  • Kondisi protrombotik (berperan dalam proses pembekuan darah)
  • Ditandai dengan meningkatnya Plasminogen Activator Inhibitor-1 (PAI-1) dan fibrinogen.
Berdasarkan konsensus IDF (International Diabetes Federation), seseorang dikatakan mengalami sindrom metabolik apabila :
  • Lingkar perut pada pria >=90 cm dan wanita >= 80 cm.
Ditambah 2 dari 4 kelainan berikut :
  • Konsentrasi trigliserida (TG) >= 150 mg/dl
  • Konsentrasi kolesterol HDL (HDL-C) pria < 40 mg/dl dan wanita <50 mg/dl.
  • Tekanan darah >=130 / >= 85 mmHg
  • Konsentrasi gula puasa >= 110 mg/dl
Faktor risiko metabolik :
  • Konsentrasi gula darah meningkat
  • Gangguan metabolisme lemak
  • Peradangan (inflamasi) kronis
  • Kerusakan pembuluh darah
  • Tekanan darah meningkat
  • Asam urat meningkat
The National Cholesterol Education Program - Adult Treatment Panel III (NCEP-ATP III) mendapatkan bahwa sindrom metabolik merupakan tanda untuk dilakukan perubahan terhadap gaya hidup yang meliputi diet, latihan fisik dan terapi obat.
Penurunan berat badan secara bermakna dapat memperbaiki semua aspek dari sindrom metabolik. Demikian pula peningkatan aktivitas fisik dan pengurangan asupan kalori akan memperbaiki abnormalitas sindrom metabolik.

Perubahan diet spesifik ditujukan terhadap aspek-aspek tertentu dari sindrom metabolik seperti :
  • Mengurangi asupan lemak jenuh untuk menurunkan resistensi insulin
  • Mengurangi asupan garam untuk menurunkan tekanan darah
  • Mengurangi asupan karbohidrat dengan kandungan gula tinggi untuk menurunkan kadar gula darah dan trigliserida.
Diet yang terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, lemak tak jenuh dan produk susu rendah lemak bermanfaat pada sebagian besar individu dengan sindrom metabolik. Dokter keluarga efektif dalam membantu pasien merubah gaya hidupnya melalui pendekatan individual untuk menilai adanya faktor-faktor risiko spesifik, intervensi terhadap faktor-faktor risiko tersebut serta membantu pasien dalam mengidentifikasi hambatan yang dialami dalam upaya merubah perilaku.

Sumber : Seri Edukasi Laboratorium Klinik Prodia

Selasa, 09 Maret 2010

PERUT BUNCIT PENANDA SINDROM METABOLIK

Walaupun tak ada keluhan, sesungguhnya dalam tubuh orang yang berperut buncit sudah terjadi gangguan metabolisme, yaitu Sindrom Metabolik. Sindrom ini meningkatkan risiko Diabetes Melitus serta gangguan pada jantung dan pembuluh darah.

Obesitas atau kegemukan terjadi karena penimbunan lemak di dalam tubuh, sehingga meningkatkan risiko terjadinya berbagai gangguan kesehatan. Banyak penyebabnya, diantaranya faktor genetik dan faktor lingkungan, namun perubahan pola makan yang bergeser ke arah makanan tinggi kalori dan perubahan pola hidup modern yang kurang gerak atau aktivitas fisik, dituding sebagai penyebab utama terjadinya obesitas yang kini kian meningkat.

Dahulu obesitas merupakan lambang kemakmuran, tetapi kini dianggap sebagai "penyakit modern" yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan di kemudian hari. Risiko terjadinya gangguan kesehatan semakin meningkat bila obesitas terkonsentrasi di seputar perut atau yang dikenal sebagai obesitas sentral atau obesitas viseral.

Cara mudah mendeteksi Obesitas

Cara sederhana untuk menentukan terjadinya obesitas sentral adalah dengan mengukur lingkar perut. Pengukuran dilakukan pada bagian pinggang, diantara tulang panggul bagian atas dan tulang rusuk bagian bawah. Seseorang dikatakan obesitas sentral bila lingkar perutnya > 90 cm (untuk pria) atau > 80 cm (untuk perempuan).

Bahaya laten akibat Obesitas

Ketika ukuran lingkar perut Anda memasuki batasan obesitas sentral, biasanya tidak menimbulkan keluhan atau gejala penyakit, tetapi bisa saja sebenarnya sudah mulai terjadi bermacam gangguan metabolisme dalam tubuh Anda (atau disebut Sindrom Metabolik), yang dikemudian hari dapat menimbulkan masalah kesehatan yang lebih besar seperti diabetes melitus tipe 2, penyakit jantung koroner (PJK), hipertensi atau tekanan darah tinggi, stroke, perlemakan hati (fatty liver) dan gagal jantung.

Munculnya bahaya laten akibat obesitas sentral tersebut dapat dicegah dengan cara deteksi Sindrom Metabolik secara dini dan segera menanganinya.

Deteksi Sindrom Metabolik

Obesitas sentral dapat mengakibatkan Sindrom Metabolik yaitu kumpulan berbagai gangguan metabolisme yang dapat meningkatkan risiko kesehatan di kemudian hari (disebut juga faktor risiko metabolik), antara lain :

- Konsentrasi gula darah meningkat
- Gangguan metabolisme lemak
- Peradangan pembuluh darah kronis
- Kerusakan pembuluh darah
- Tekanan darah meningkat
- Asam urat meningkat

Sindrom metabolik pada umumnya tidak bergejala dan tidak menimbulkan masalah kesehatan secara langsung sehingga dibutuhkan pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi gangguan metabolik tersebut.

Cara aman atasi sindrom metabolik

Penurunan berat badan sebesar 5-10% dari berat badan semula dalam tahun pertama dapat memperbaiki metabolisme penyandang obesitas dan menurunkan risiko munculnya gangguan kesehatan.

Perubahan pola aktifitas dengan cara meningkatkan penggunaan energi sesuai kemampuan personal. Pembuatan program penurunan berat badan sebaiknya dilakukan bersama ahli gizi (nutrisionis) dan dilakukan secara bertahap untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Jangan sepelekan obesitas. Perhatikan dan deteksi tanda bahaya akibat obesitas dengan melakukan pemeriksaan Panel Sindrom Metabolik. Atasi Sindrom Metabolik dengan cara yang tepat agar tidak muncul masalah kesehatan yang lebih besar dikemudian hari.

Panel Sindrom Metabolik

- lingkar pinggang
- tekanan darah
- trigliserida
- HDL kolesterol
- glukosa puasa
- glukosa 2 jam pp
- small dense LDL (Apo B dan LDL-kolesterol direk)
- adiponektin
- hsCRP
- HbA1c
- NT-proBNP
- Albumin Urin Kuantitatif
- kreatinin
- SGPT
- Type IV Collagen

Sumber : Seri edukasi laboratorium klinik Prodia

Selasa, 23 Februari 2010

PERUT BUNCIT SUMBER PENYAKIT

Jantung Sehat Berdetak, Tak Terdesak Lemak

Jantung yang bugar mampu memompa darah secara optimal, mengantar oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh, melalui peredaran darah yang mengalir lancar tanpa gangguan plak lemak di pembuluh darah.

Angka kejadian kegemukan / obesitas semakin meningkat di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Obesitas tidak hanya mengakibatkan peningkatan jumlah tumpukan lemak pada jaringan penyimpan lemak, yang terlihat secara nyata pada perut membuncit, lemak di lengan, paha dll, akan tetapi berhubungan juga dengan penumpukan lemak yang signifikan di dalam dan sekitar jaringan atau organ yang tidak semestinya seperti jantung dan pembuluh darah.

Penimbunan lemak di daerah jantung dan pembuluh darah inilah yang menyebabkan meningkatnya resiko gangguan jantung baik Penyakit Jantung Koroner (PJK) maupun gagal jantung pada seseorang yang mengalami obesitas.

Selain itu, obesitas juga banyak dihubungkan dengan gangguan metabolisme lemak sehingga berbagai kondisi gangguan kesehatan yang disebabkan adanya obesitas seringkali meningkatkan risiko PJK.

Obesitas dan Peningkatan Risiko Gangguan Fungsi Jantung

Obesitas dapat meningkatkan risiko gangguan fungsi jantung melalui beberapa mekanisme :

Obesitas dan Peningkatan Beban Kerja Jantung.

Obesitas dikaitkan dengan peningkatan beban kerja jantung yang diakibatkan oleh peningkatan volume darah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen dalam tubuh.

Obesitas dan Penimbunan Lemak di Jantung

Obesitas dapat mengakibatkan akumulasi lemak seperti trigliserida dalam sel-sel jantung. Diduga penumpukan trigliserida dalam jumlah besar dapat memicu kerusakan sel-sel jantung serta mengganggu fungsi pemompaan darah oleh jantung.

Obesitas dan Penimbunan Lemak di sekitar Pembuluh Darah.

Penimbunan lemak di sekitar pembuluh darah jantung dapat mengakibatkan kekakuan pembuluh darah dan memicu terbentuknya protein-protein yang bersifat "jahat" sehingga menimbulkan peradangan pembuluh darah jantung, dan pada akhirnya akan mengakibatkan aterosklerosis serta Penyakit Jantung Koroner.

Obesitas dan Faktor Risiko Gagal Jantung

Obesitas dapat memicu tekanan darah tinggi, gangguan lemak dan kencing manis, peningkatan radikal bebas dan peradangan pembuluh darah jantung di mana semua faktor ini meningkatkan risiko gagal jantung.

Obesitas dan Gangguan Metabolisme Lemak.

Obesitas pada umumnya mengakibatkan gangguan metabolisme lemak atau dislipidemia, ditandai dengan meningkatnya trigliserida, LDL kolesterol, small dense LDL (partikel LDL yang lebih kecil dan padat) dan menurunnya HDL kolesterol. Kondisi dislipidemia ini menjadi faktor risiko terjadinya Penyakit Jantung Koroner.

Obesitas dengan berbagai konsekuensi dan akibatnya, patut diwaspadai dan diatasi. Upaya penurunan berat badan hingga mencapai berat badan optimal, merupakan salah satu langkah penting untuk mengatasi obesitas. Selain itu dibutuhkan pula pemeriksaan laboratorium untuk menilai risiko terhadap gangguan fungsi jantung, seperti :

- Trigliserida
- HDL Kolesterol
- Small dense LDL (Apo B dan LDL Kolesterol direk)
- hs-CRP
- Adiponektin
- NT - proBNP

Panel Sindrom Metabolik :

- Lingkar Pinggang
- Tekanan Darah
- Trigliserida
- HDL Kolesterol
- Glukosa Puasa
- Glukosa 2 jam pp
- Small Dense LDL
  (Apo B dan LDL - Kolesterol Direk)
- Adiponektin
- hs - CRP
- HbA1c
- NT-proBNP
- Albumin Urin Kuantitatif
- Kreatinin
- SGPT
- Type IV Collagen

Sumber : Seri Edukasi Laboratorium klinik Prodia

Sabtu, 06 Februari 2010

SERANGAN JANTUNG dan STROKE


Sampai dimana risiko anda dan bagaimana cara-cara menghindarinya???

Serangan jantung adalah kondisi dimana kerja jantung terhenti akibat gangguan peredaran darah yang menuju otot jantung, sehingga otot jantung tidak menerima pasokan oksigen dan zat-zat makanan.

Stroke adalah gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan fungsi otak terganggu.
Jadi, penyebab serangan jantung dan stroke adalah sama yaitu gangguan peredaran darah atau sering disebut dengan istilah Penyakit Vaskular Aterosklerotik.

Jantung berfungsi untuk memompa darah dan mengatur peredaran darah di seluruh tubuh. Darah tersebut merupakan pengangkut oksigen dan bahan-bahan lain yang diperlukan dalam proses biokimiawi yang terjadi di dalam tubuh untuk mempertahankan aktivitas sel-sel tubuh.
Dengan demikian, terhentinya kerja jantung akan mengakibatkan terhentinya aktifitas sel-sel tubuh yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kematian.

Banyak aktifitas tubuh yang bekerja di bawah perintah atau kendali dari otak kita, misalnya kontrol kesadaran, gerakan dan panca indera serta pengaturan rasa sakit dan fungsi pernafasan.

Terganggunya fungsi otak (akibat stroke) dapat menimbulkan berbagai gangguan pada tubuh, tergantung pada bagian otak mana yang rusak. Seseorang yang terkena stroke dapat mengalami gangguan seperti hilangnya kesadaran, kelumpuhan, tidak berfungsinya panca indera atau terhentinya pernafasan. Akibat stroke bisa bersifat ringan, tapi dapat pula bersifat fatal.

Penyebab Serangan Jantung dan Stroke :

Ada 2 proses utama yang menyebabkan terjadinya serangan jantung dan stroke, yaitu proses Aterosklerosis dan Trombosis.

Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah proses penyempitan pembuluh darah karena penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah.
Kadar lemak dalam darah abnormal yang ditandai dengan kadar Cholesterol total, Cholesterol LDL, Trigliserida, Apo B dan Lp(a) dalam darah yang tinggi, serta kadar Cholesterol HDL dalam darah yang rendah, merupakan pangkal mula tejadinya aterosklerosis.
LDL merupakan cholesterol jahat yang mampu menyusup ke dinding pembuluh darah, terlebih bila ia memiliki ukuran kecil dan padat atau sering disebut dengan small dense LDL, yang ditandai dengan rasio atau perbandingan kadar Cholesterol LDL Direk : Apo B yang rendah (<1,2).

Didalam dinding pembuluh darah, LDL akan mengalami oksidasi sehingga terbentuk LDL teroksidasi yang sangat berbahaya karena LDL teroksidasi inilah yang memacu berbagai mekanisme terbentuknya benjolan pada dinding pembuluh darah atau disebut Ateroma atau Plak Aterosklerosis. Proses oksidasi LDL ini dapat dihambat bila sistem antioksidan tubuh mencukupi. Hal ini dapat diukur dari pemeriksaan Status Antioksidan Total.

Tombosis

 Plak Aterosklerosis yang banyak mengandung lemak, bersifat rapuh. Plak dapat rontok bila aliran darah deras misalnya karena tekanan darah yang tinggi, atau bila pembuluh darah mengkerut karena stress.
 Rontokan plak akan terbawa aliran darah dan bila sampai pada pembuluh darah yang kecil misalnya otak, dapat menyebabkan penyumbatan sehingga terjadi stroke.
 Plak yang rontok, dapat meninggalkan luka pada dinding pembuluh darah sehingga terjadi pendarahan di tempat tersebut. Untuk menghentikan proses pendarahan, Fibrinogen (faktor yang berperan dalam proses pembekuan darah) diubah menjadi benang-benang fibrin sehingga terbentuk bekuan darah yang menutupi luka tersebut. Timbunan bekuan darah semakin mempersempit bahkan menyumbat aliran darah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah koroner maka akan terjadi Penyakit Jantung Koroner atau serangan jantung.

Secara alami, bekuan darah akan diuraikan oleh sistem tubuh. Proses ini akan dihambat bila kadar PAL-1 dan Lp(a) tinggi.

Faktor Risiko Lain

Selain proses Ateroklerosis dan Trombosis, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya Serangan Jantung dan Stroke yaitu sindroma resistensi insulin, yang ditandai dengan kadar Glukosa darah dan Insulin yang tinggi, sindroma anti fosfolipid yang ditandai dengan kadar ACA IgA yang tinggi, Hiperhomocysteinemia, bahkan penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa proses peradangan yang sifatnya kronik dan sub klinik berperan dalam proses terjadinya Aterosklerosis. Berkaitan dengan hal ini, kini pemeriksaan hs-CRP digunakan juga sebagai salah satu penanda untuk memperkirakan risiko Serangan Jantung/Stroke.

Penentuan Faktor Risiko

Risiko terhadap serangan jantung dan stroke perlu ditentukan agar kita dapat melakukan upaya untuk mencegah atau menghindari terjadinya serangan jantung dan stroke.

Panel Risiko PJK dan Stroke

• Cholesterol total
• Cholesterol HDL• Cholesterol LDL• Trigliserida
• Apo B• Lp(a)
• Insulin• Glukosa puasa
• Glukosa 2 jam PP
• Fibrinogen
• ACA (IgA)
• Homocysteine
• PAI-1 antigen
• Hs-CRP
• Status Antioksidan Total.

Sumber : Seri Edukasi Laboratorium Klinik Prodia