Search

Selasa, 23 Februari 2010

PERUT BUNCIT SUMBER PENYAKIT

Jantung Sehat Berdetak, Tak Terdesak Lemak

Jantung yang bugar mampu memompa darah secara optimal, mengantar oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh, melalui peredaran darah yang mengalir lancar tanpa gangguan plak lemak di pembuluh darah.

Angka kejadian kegemukan / obesitas semakin meningkat di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Obesitas tidak hanya mengakibatkan peningkatan jumlah tumpukan lemak pada jaringan penyimpan lemak, yang terlihat secara nyata pada perut membuncit, lemak di lengan, paha dll, akan tetapi berhubungan juga dengan penumpukan lemak yang signifikan di dalam dan sekitar jaringan atau organ yang tidak semestinya seperti jantung dan pembuluh darah.

Penimbunan lemak di daerah jantung dan pembuluh darah inilah yang menyebabkan meningkatnya resiko gangguan jantung baik Penyakit Jantung Koroner (PJK) maupun gagal jantung pada seseorang yang mengalami obesitas.

Selain itu, obesitas juga banyak dihubungkan dengan gangguan metabolisme lemak sehingga berbagai kondisi gangguan kesehatan yang disebabkan adanya obesitas seringkali meningkatkan risiko PJK.

Obesitas dan Peningkatan Risiko Gangguan Fungsi Jantung

Obesitas dapat meningkatkan risiko gangguan fungsi jantung melalui beberapa mekanisme :

Obesitas dan Peningkatan Beban Kerja Jantung.

Obesitas dikaitkan dengan peningkatan beban kerja jantung yang diakibatkan oleh peningkatan volume darah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen dalam tubuh.

Obesitas dan Penimbunan Lemak di Jantung

Obesitas dapat mengakibatkan akumulasi lemak seperti trigliserida dalam sel-sel jantung. Diduga penumpukan trigliserida dalam jumlah besar dapat memicu kerusakan sel-sel jantung serta mengganggu fungsi pemompaan darah oleh jantung.

Obesitas dan Penimbunan Lemak di sekitar Pembuluh Darah.

Penimbunan lemak di sekitar pembuluh darah jantung dapat mengakibatkan kekakuan pembuluh darah dan memicu terbentuknya protein-protein yang bersifat "jahat" sehingga menimbulkan peradangan pembuluh darah jantung, dan pada akhirnya akan mengakibatkan aterosklerosis serta Penyakit Jantung Koroner.

Obesitas dan Faktor Risiko Gagal Jantung

Obesitas dapat memicu tekanan darah tinggi, gangguan lemak dan kencing manis, peningkatan radikal bebas dan peradangan pembuluh darah jantung di mana semua faktor ini meningkatkan risiko gagal jantung.

Obesitas dan Gangguan Metabolisme Lemak.

Obesitas pada umumnya mengakibatkan gangguan metabolisme lemak atau dislipidemia, ditandai dengan meningkatnya trigliserida, LDL kolesterol, small dense LDL (partikel LDL yang lebih kecil dan padat) dan menurunnya HDL kolesterol. Kondisi dislipidemia ini menjadi faktor risiko terjadinya Penyakit Jantung Koroner.

Obesitas dengan berbagai konsekuensi dan akibatnya, patut diwaspadai dan diatasi. Upaya penurunan berat badan hingga mencapai berat badan optimal, merupakan salah satu langkah penting untuk mengatasi obesitas. Selain itu dibutuhkan pula pemeriksaan laboratorium untuk menilai risiko terhadap gangguan fungsi jantung, seperti :

- Trigliserida
- HDL Kolesterol
- Small dense LDL (Apo B dan LDL Kolesterol direk)
- hs-CRP
- Adiponektin
- NT - proBNP

Panel Sindrom Metabolik :

- Lingkar Pinggang
- Tekanan Darah
- Trigliserida
- HDL Kolesterol
- Glukosa Puasa
- Glukosa 2 jam pp
- Small Dense LDL
  (Apo B dan LDL - Kolesterol Direk)
- Adiponektin
- hs - CRP
- HbA1c
- NT-proBNP
- Albumin Urin Kuantitatif
- Kreatinin
- SGPT
- Type IV Collagen

Sumber : Seri Edukasi Laboratorium klinik Prodia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar