Search

Selasa, 23 Maret 2010

SINDROM METABOLIK

Apakah Sindrom Metabolik itu?

Sindrom Metabolik adalah kumpulan faktor risiko atau ketidaknormalan yang berhubungan erat dengan resistensi insulin sehingga meningkatkan risiko untuk terjadinya penyakit jantung dan kencing manis / diabetes melitus tipe 2.

Resistensi insulin adalah suatu keadaan yang seringkali tidak terlihat atau tidak disadari, dimana tubuh tidak dapat merespon terhadap insulin.

Kondisi resistensi insulin ini menjadi pemicu timbulnya diabetes tipe 2

Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan dibutuhkan untuk melakukan metabolisme normal dari gula, lemak dan protein. Adanya insulin memungkinkan sejumlah gula di dalam darah masuk ke dalam sel (contohnya sel otot dan hati) sebagai sumber tenaga. Pada kondisi resistensi insulin, tubuh tidak cukup memproduksi insulin atau sel tubuh tidak dapat menangkap gula dengan baik, sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan gula di dalam darah.
Jumlah individu overwight dan obese yang terus meningkat tajam di seluruh dunia merupakan pemicu utama dari tingginya angka kejadian kondisi sindrom metabolik.

Kondisi yang berhubungan dengan sindrom metabolik dan terkait dengan penyakit jantung, yaitu :
  • Obesitas sentral / abdominal (obesitas yang terkonsentrasi di daerah perut.
  • Ditandai dengan meningkatnya lingkar pinggang / perut
  • Gangguan lemak
  • Ditandai dengan meningkatnya konsentrasi trigliserida, konsentrasi apolipoprotein B dan jumlah partikel small dense LDL, serta diikuti dengan penurunan konsentrasi kolesterol HDL.
  • Peningkatan tekanan darah 
  • Resistensi insulin  
  • Kondisi proinflamasi (berperan dalam proses peradangan)
  • Ditandai dengan meningkatnya high sensivity C-Reactive Protein (hsCRP)
  • Kondisi protrombotik (berperan dalam proses pembekuan darah)
  • Ditandai dengan meningkatnya Plasminogen Activator Inhibitor-1 (PAI-1) dan fibrinogen.
Berdasarkan konsensus IDF (International Diabetes Federation), seseorang dikatakan mengalami sindrom metabolik apabila :
  • Lingkar perut pada pria >=90 cm dan wanita >= 80 cm.
Ditambah 2 dari 4 kelainan berikut :
  • Konsentrasi trigliserida (TG) >= 150 mg/dl
  • Konsentrasi kolesterol HDL (HDL-C) pria < 40 mg/dl dan wanita <50 mg/dl.
  • Tekanan darah >=130 / >= 85 mmHg
  • Konsentrasi gula puasa >= 110 mg/dl
Faktor risiko metabolik :
  • Konsentrasi gula darah meningkat
  • Gangguan metabolisme lemak
  • Peradangan (inflamasi) kronis
  • Kerusakan pembuluh darah
  • Tekanan darah meningkat
  • Asam urat meningkat
The National Cholesterol Education Program - Adult Treatment Panel III (NCEP-ATP III) mendapatkan bahwa sindrom metabolik merupakan tanda untuk dilakukan perubahan terhadap gaya hidup yang meliputi diet, latihan fisik dan terapi obat.
Penurunan berat badan secara bermakna dapat memperbaiki semua aspek dari sindrom metabolik. Demikian pula peningkatan aktivitas fisik dan pengurangan asupan kalori akan memperbaiki abnormalitas sindrom metabolik.

Perubahan diet spesifik ditujukan terhadap aspek-aspek tertentu dari sindrom metabolik seperti :
  • Mengurangi asupan lemak jenuh untuk menurunkan resistensi insulin
  • Mengurangi asupan garam untuk menurunkan tekanan darah
  • Mengurangi asupan karbohidrat dengan kandungan gula tinggi untuk menurunkan kadar gula darah dan trigliserida.
Diet yang terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, lemak tak jenuh dan produk susu rendah lemak bermanfaat pada sebagian besar individu dengan sindrom metabolik. Dokter keluarga efektif dalam membantu pasien merubah gaya hidupnya melalui pendekatan individual untuk menilai adanya faktor-faktor risiko spesifik, intervensi terhadap faktor-faktor risiko tersebut serta membantu pasien dalam mengidentifikasi hambatan yang dialami dalam upaya merubah perilaku.

Sumber : Seri Edukasi Laboratorium Klinik Prodia

Selasa, 09 Maret 2010

PERUT BUNCIT PENANDA SINDROM METABOLIK

Walaupun tak ada keluhan, sesungguhnya dalam tubuh orang yang berperut buncit sudah terjadi gangguan metabolisme, yaitu Sindrom Metabolik. Sindrom ini meningkatkan risiko Diabetes Melitus serta gangguan pada jantung dan pembuluh darah.

Obesitas atau kegemukan terjadi karena penimbunan lemak di dalam tubuh, sehingga meningkatkan risiko terjadinya berbagai gangguan kesehatan. Banyak penyebabnya, diantaranya faktor genetik dan faktor lingkungan, namun perubahan pola makan yang bergeser ke arah makanan tinggi kalori dan perubahan pola hidup modern yang kurang gerak atau aktivitas fisik, dituding sebagai penyebab utama terjadinya obesitas yang kini kian meningkat.

Dahulu obesitas merupakan lambang kemakmuran, tetapi kini dianggap sebagai "penyakit modern" yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan di kemudian hari. Risiko terjadinya gangguan kesehatan semakin meningkat bila obesitas terkonsentrasi di seputar perut atau yang dikenal sebagai obesitas sentral atau obesitas viseral.

Cara mudah mendeteksi Obesitas

Cara sederhana untuk menentukan terjadinya obesitas sentral adalah dengan mengukur lingkar perut. Pengukuran dilakukan pada bagian pinggang, diantara tulang panggul bagian atas dan tulang rusuk bagian bawah. Seseorang dikatakan obesitas sentral bila lingkar perutnya > 90 cm (untuk pria) atau > 80 cm (untuk perempuan).

Bahaya laten akibat Obesitas

Ketika ukuran lingkar perut Anda memasuki batasan obesitas sentral, biasanya tidak menimbulkan keluhan atau gejala penyakit, tetapi bisa saja sebenarnya sudah mulai terjadi bermacam gangguan metabolisme dalam tubuh Anda (atau disebut Sindrom Metabolik), yang dikemudian hari dapat menimbulkan masalah kesehatan yang lebih besar seperti diabetes melitus tipe 2, penyakit jantung koroner (PJK), hipertensi atau tekanan darah tinggi, stroke, perlemakan hati (fatty liver) dan gagal jantung.

Munculnya bahaya laten akibat obesitas sentral tersebut dapat dicegah dengan cara deteksi Sindrom Metabolik secara dini dan segera menanganinya.

Deteksi Sindrom Metabolik

Obesitas sentral dapat mengakibatkan Sindrom Metabolik yaitu kumpulan berbagai gangguan metabolisme yang dapat meningkatkan risiko kesehatan di kemudian hari (disebut juga faktor risiko metabolik), antara lain :

- Konsentrasi gula darah meningkat
- Gangguan metabolisme lemak
- Peradangan pembuluh darah kronis
- Kerusakan pembuluh darah
- Tekanan darah meningkat
- Asam urat meningkat

Sindrom metabolik pada umumnya tidak bergejala dan tidak menimbulkan masalah kesehatan secara langsung sehingga dibutuhkan pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi gangguan metabolik tersebut.

Cara aman atasi sindrom metabolik

Penurunan berat badan sebesar 5-10% dari berat badan semula dalam tahun pertama dapat memperbaiki metabolisme penyandang obesitas dan menurunkan risiko munculnya gangguan kesehatan.

Perubahan pola aktifitas dengan cara meningkatkan penggunaan energi sesuai kemampuan personal. Pembuatan program penurunan berat badan sebaiknya dilakukan bersama ahli gizi (nutrisionis) dan dilakukan secara bertahap untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Jangan sepelekan obesitas. Perhatikan dan deteksi tanda bahaya akibat obesitas dengan melakukan pemeriksaan Panel Sindrom Metabolik. Atasi Sindrom Metabolik dengan cara yang tepat agar tidak muncul masalah kesehatan yang lebih besar dikemudian hari.

Panel Sindrom Metabolik

- lingkar pinggang
- tekanan darah
- trigliserida
- HDL kolesterol
- glukosa puasa
- glukosa 2 jam pp
- small dense LDL (Apo B dan LDL-kolesterol direk)
- adiponektin
- hsCRP
- HbA1c
- NT-proBNP
- Albumin Urin Kuantitatif
- kreatinin
- SGPT
- Type IV Collagen

Sumber : Seri edukasi laboratorium klinik Prodia