Sindrom Metabolik adalah kumpulan faktor risiko atau ketidaknormalan yang berhubungan erat dengan resistensi insulin sehingga meningkatkan risiko untuk terjadinya penyakit jantung dan kencing manis / diabetes melitus tipe 2.
Resistensi insulin adalah suatu keadaan yang seringkali tidak terlihat atau tidak disadari, dimana tubuh tidak dapat merespon terhadap insulin.
Kondisi resistensi insulin ini menjadi pemicu timbulnya diabetes tipe 2
Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan dibutuhkan untuk melakukan metabolisme normal dari gula, lemak dan protein. Adanya insulin memungkinkan sejumlah gula di dalam darah masuk ke dalam sel (contohnya sel otot dan hati) sebagai sumber tenaga. Pada kondisi resistensi insulin, tubuh tidak cukup memproduksi insulin atau sel tubuh tidak dapat menangkap gula dengan baik, sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan gula di dalam darah.
Jumlah individu overwight dan obese yang terus meningkat tajam di seluruh dunia merupakan pemicu utama dari tingginya angka kejadian kondisi sindrom metabolik.
Kondisi yang berhubungan dengan sindrom metabolik dan terkait dengan penyakit jantung, yaitu :
- Obesitas sentral / abdominal (obesitas yang terkonsentrasi di daerah perut. Ditandai dengan meningkatnya lingkar pinggang / perut
- Gangguan lemak Ditandai dengan meningkatnya konsentrasi trigliserida, konsentrasi apolipoprotein B dan jumlah partikel small dense LDL, serta diikuti dengan penurunan konsentrasi kolesterol HDL.
- Peningkatan tekanan darah
- Resistensi insulin
- Kondisi proinflamasi (berperan dalam proses peradangan) Ditandai dengan meningkatnya high sensivity C-Reactive Protein (hsCRP)
- Kondisi protrombotik (berperan dalam proses pembekuan darah) Ditandai dengan meningkatnya Plasminogen Activator Inhibitor-1 (PAI-1) dan fibrinogen.
- Lingkar perut pada pria >=90 cm dan wanita >= 80 cm.
- Konsentrasi trigliserida (TG) >= 150 mg/dl
- Konsentrasi kolesterol HDL (HDL-C) pria < 40 mg/dl dan wanita <50 mg/dl.
- Tekanan darah >=130 / >= 85 mmHg
- Konsentrasi gula puasa >= 110 mg/dl
- Konsentrasi gula darah meningkat
- Gangguan metabolisme lemak
- Peradangan (inflamasi) kronis
- Kerusakan pembuluh darah
- Tekanan darah meningkat
- Asam urat meningkat
Penurunan berat badan secara bermakna dapat memperbaiki semua aspek dari sindrom metabolik. Demikian pula peningkatan aktivitas fisik dan pengurangan asupan kalori akan memperbaiki abnormalitas sindrom metabolik.
Perubahan diet spesifik ditujukan terhadap aspek-aspek tertentu dari sindrom metabolik seperti :
- Mengurangi asupan lemak jenuh untuk menurunkan resistensi insulin
- Mengurangi asupan garam untuk menurunkan tekanan darah
- Mengurangi asupan karbohidrat dengan kandungan gula tinggi untuk menurunkan kadar gula darah dan trigliserida.
Sumber : Seri Edukasi Laboratorium Klinik Prodia